Setiap datang ke taman kota, aku selalu teringat kamu. Iya
kamu! Temanku di sosial media, dan baru sekali bertatap muka sebelum akhirnya
kau menghilang dari sosial media dan memutus kontak denganku.
Waktu itu aku tersesat, bingung mencari tempat yang kau
tentukan dimana kita akan bertemu. Maklumlah, aku orangnya susah menghafal
jalan. Hingga akhirnya kau yang nyamperin aku. Dengan telepon masih di telinga waktu
itu aku bilang, “aku di depan museum sekarang, jadi aku harus kemana lagi?” kataku
sambil melihat-lihat sekitarku. Dan kira-kira tiga meter dari belakangku,
dengan telepon masih di telingamu juga kamu menjawab, “padahal di hometown
sendiri, gimana bisa gak hafal jalanan-jalanannya”. Aku menoleh, tersenyum.
Kamu memasukkan handphone mu ke saku, dan aku melakukan hal yang sama.
“gimana kamu bisa mengenali aku?” tanyaku bodoh. “pertama, kamu kan tadi bilang
berada di depan museum. Kedua, suaramu kalo lagi telfon keras sekali. Ketiga,
kamu gak beda jauh dengan foto-foto di profilmu”. Aku tersipu mendengar alasan
ketiga. “iya dong, kan tanpa efek photoshop”. Lalu kita pun tertawa. Padahal
itu pertama kali nya kita bertatap muka, tapi serasa kita sudah kenal lama. Maka
setidaknya kita harus berterimakasih pada kecanggihan teknologi, bisa
mendekatkan orang yang jauh, bahkan mengenalkan orang yang belum kenal
sebelumnya.
Lalu kau mengajakku berjalan-jalan di taman kota, bercerita
tentang apapun, mulai dari perjalananku dari Surabaya, hingga candaan-candaan
lainnya.“Jadi, kamu benar-benar belum pernah kesini?” tanyamu saat itu. “iya,
emang kenapa?”. “sayang sekali”. “kok sayang sekali?”. “yuk, duduk di sebelah
sana”. Dia menunjuk ke sebuah bangku panjang dibawah pohon yang rindang dan enggan
menjelaskan padaku maksud kalimat “sayang sekali” nya itu.
Satu hal yang aku sadari, saat itu tak ku lihat dirimu yang selalu jaga image,
kau sangat welcome, asyik diajak ngobrol, dan pemikir sepertinya.
Ya. Aku masih ingat semuanya, semua tempat yang pernah kita
lewati di sekitar taman kota ini, bahkan rasanya senyummu masih tertinggal
disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar